BEDUG
1. Sejarah Bedug
Bedug sebenarnya berasal dari India dan Cina. Berdasarkan legenda Cheng Ho dari Cina, ketika Laksamana Cheng Ho datang ke Semarang, mereka disambut baik oleh Raja Jawa pada masa itu.
Kemudian, ketika Cheng Ho hendak pergi, dan hendak memberikan hadiah, raja dari
Semarang mengatakan bahwa dirinya hanya ingin mendengarkan suara bedug darimasjid. Sejak itulah, bedug
kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti di negara Cina,Korea dan Jepang, yang memposisikan
bedug di kuil-kuil sebagai alat komunikasi ritual keagamaan.
Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengani
waktu salat atau sembahyang. Saat Orba berkuasa bedug pernah dikeluarkan dari
surau dan mesjid karena mengandung unsur-unsur non-Islam. Bedug digantikan oleh
pengeras suara. Hal itu dilakukan oleh kaum Islam modernis, namun warga NU melakukan
perlawanan sehingga sampai sekarang dapat terlihat masih banyak masjid yang
mempertahankan bedug.
2. Pengertian
Bedug
Bedug adalah alat musik tabuh seperti gendang. Bedug merupakan instrumen
musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki
fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual
keagamaan maupun politik.
Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang
kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga
berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan
kulit binatang (kerbau, sapi atau banteng) yang berfungsi sebagai membran atau
selaput gendang.
Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi
dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.
3. Fungsi Bedug
·
Fungsi sosial: bedug
berfungsi sebagai alat komunikasi atau petanda kegiatan masyarakat, mulai dari
ibadah, petanda bahaya, hingga petanda berkumpulnya sebuah komunitas.
·
Fungsi estetika: bedug
berfungsi dalam pengembangan dunia kreatif, konsep, dan budaya material
musikal.
4. Cara Pembuatan Bedug
Kulit hewan yang biasa
dibuat sebagai bahan baku bedug antara lain kulit kambing, sapi,kerbau, dan banteng.
Kulit sapi putih memiliki kualitas yang lebih baik
dibandingkan dengan kulit sapi coklat. Sebab, kulit sapi putih lebih tebal
daripada kulit sapi coklat, sehingga bunyi yang dihasilkannya akan berbeda
disamping, keawetannya yang lebih rendah.
Kemudian, kulit tersebut
direndam ke dalam air detergen sekitar 5-10 menit.
Jangan terlalu lama agar tidak rusak.
Lalu, kulit dijemur dengan
cara dipanteng (digelar) supaya tidak mengerut. Setelah kering, diukur diameter
kayu yang sudah dicat dan akan dibuat bedug.
Seteleh selesai diukur, kulit tersebut dipasangkan pada
kayu bonggol kayu yang sudah disiapkan.
| Proses penyatuan kulit
hewan dengan kayu dilakukan dengan paku dan beberapa tali-temali.
5. Tambahan
Informasi
Bedug terbesar di dunia berada di dalam Masjid Darul Muttaqien, Purworejo. Bedug ini merupakan karya besar umat Islam yang
pembuatannya diperintahkan oleh Adipati Tjokronagoro I, Bupati Purworejo
pertama. dibuat pada tahun 1762 Jawa atau 1834 M. Dan diberi nama Kyai Begelan.
Ukuran atau spesifikasi bedug ini adalah : Panjang 292 cm, keliling
bagian depan 601 cm, keliling bagian belakang 564 cm, diameter bagian depan 194
cm, diameter bagian belakang 180 cm. Bagian yang ditabuh dari bedug ini dibuat
dari kulit banteng. Bedug raksasa ini dirancang sebagai “sarana komunikasi”
untuk mengundang jamaah hingga terdengar
sejauh-jauhnya lewat tabuhan bedug sebagai tanda waktu salat menjelang adzan
dikumandangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar